Ibarat bangunan, mungkin yang satu ini kurang semen. Ibarat roti, yang satu ini jelas kekurangan tepung. Tapi semua ini bukan karena harga-harga naik, tapi memang tidak ada usaha untuk membeli semen ataupun tepung.
Beginilah keadaannya. Kepala laki-laki jelas berbeda dengan semrawutnya pikiran perempuan. tiga lawan lima, jelas tidak terdengar jeritan berisik tiga perempuan ini. Atau mungkin perasaan saya saja? Ah tidak. teman saya (yang juga perempuan) sudah pernah mencoba berbicara, tapi respon yang muncul justru jauh dari yang diharapkan.
Kalau sudah tidak kajen begini, sebenarnya ingin marah, ingin minggat, tapi tidak bisa. Biar saja begini, mengalah. Yah, walaupun sebenarnya sudah bosan untuk ngerteni sikap dan dinamika mood-nya yang selalu naik turun tidak stabil. Sering sekali menemukan ulat sing bening leri. Sedih juga ya.
Ah sudahlah. Saya menyerah saja. Pura-pura tidak ada secuil pun masalah di antara kita berdelapan. Mungkin di atas visi yang berdiri di atas semua golongan, saya termasuk salah satu golongan yang Anda injak, Mas.
Boleh ribut, tapi jangan sampai ada yang pecah di dalam
BalasHapusIya mas. gitu kan biasa ya.
BalasHapus