Kebanyakan orang mungkin hanya mengetahui tentang "Teknik Rekayasa". Gue juga tahu itu.Tapi gue nggak ngerti apa-apa tentang itu.Sekarang, gue bakal ngebahas hal lain yang bertolak belakang sama si "Teknik Rekayasa". Just call it, Teknik Realita.
Dalam kamus gue, teknik realita ini maksudnya teknik kehidupan nyata. teknik buat merangkai kehidupan ini sesempurna mungkin, sehingga fungsi kehidupan bisa seperti apa yang kita harapkan. sayangnya, teknik ini nggak mudah. sama sekali nggak mudah.
Salah satu bagian dari teknik realita adalah managing time. I'm not a master in it. hidup gue masih terlalu kacau, terlalu berantakan. Gue masih perlu sekali belajar tentang teknik realita ini.
Bagian lain dari teknik realita adalah pilihan. yes, choice. ada pepatah "Life is a choice". Hidup adalah pilihan. pilihan untuk apa? disinilah seninya. terlalu banyak option hingga kita kebingungan memilih, which one is the best for us, for our life. Gue salah satu orang yang terlampau galau akan sebuah pilihan hidup. Apalagi kalau udah di tengah tengah jembatan yang hampir rubuh. maju atau mundur pun nggak akan ngaruh dan pasti bakal tetep jatuh.
Gue bingung. disini bingung. tapi disana, ada orang yang dengan gampangnya menolak sebuah kesempatan besar dihadapannya. menolak sebuah kesuksesan besar yang menantinya. bertindak gegabah dengan mencoba hal baru yang nggak sesuai dengan peruntungannya. Kenapa bisa begitu???
Itu namanya takdir. terkadang ada seseorang yang diberi ratusan kesempatan namun mengabaikannya, sedangkan kita yang ngarep adanya kesempatan justru nggak diberi-diberi. kuncinya cuma satu, Sabar. Tapi sabar itu nggak cukup. Nggak cukup banget buat ngerubah nasib, buat mencari peluang, peruntungan semangat dan harapan baru.
Sebenernya gue pengen banget mengambil satuuuuu aja kesempatan yang dipunyai seseorang itu - yang diabaikannya - tapi nggak bisa. bukan porsi gue. Kalau sekarang gue belum bisa dapet kesempatan, mungkin besok. kalo besok belum bisa, mungkin lusa dan seterusnya. Yang terpenting saat ini adalah memperbaiki teknik realita gue yang hancur berantakan nggak beraturan menjadi sesuatu yang bisa gue jadikan acuan masa depan gue. Sooner, or later.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar