Senin, 28 November 2011

Kuda Tunggang

Suatu pagi, gue dianter bapak gue ke sekolah naik Vixion. Maklum, bapak gue lagi maniak motor begituan, padahal anaknya yang sudah cukup besar ini dari dulu menginginkan seekor bebek 4 tak namanya supra nggak dibeliin malah beli vixion. oke fine. 

Nah, kebetulan, pagi itu, gue ketemu sama sepasang temen gue. Sebut saja mereka Anno dan Anni. Cowok cewek pastilah. mereka udah pacaran sejak SMP, dan waktu SMA makin lengket aja kaya prangko. tiap hari berangkat bareng, pulang bareng. yah seperti itulah. 

Si Anno ngeboncengin Anni naik motor bebek yang gue inginkan - supra x 125 R ato apalah namanya gue nggak hafal. Gue nggak melakukan kontak berlebih dengan teriak-teriak anarkis manggil nama mereka. cukup senyum aja cukup, dan dalam hati gue membatin, Oh Damn, they make me envy -__- 

satu sampai dua bulan kemudian lah kira-kira. 

Suatu pagi, gue dianter kakak gue ke sekolah naik sm*sh! motor kakak gue, yang udah dipakai sejak dahulu kala meskipun sekarang udah rada glodak-glodak. Entah jodoh ato apa, pagi itu gue ketemu lagi sama sepasang Anno Anni. Dan yang bikin gue kaget adalah, oh yeah, sekarang si Anno udah nggak menunggang kuda Supra lagi, tapi macan Vixion! dan vixionnya baru banget. gress! dilihat dari nopol nya. widiiiiih~ gilak!

Gue speechless

Harus gimana coba? envy? jelas. sewaktu Anno masih naik Supra aja gue envy, apalagi sekarang dia naik vixion. entah mungkin itu salah satu cara Anno biar si Anni tetep lengket sama dia ato gimana gue nggak ngerti. tapi yang jelas, semenjak SMA ini, semakin banyak temen-temen cowok gue yang memperbarui kuda tunggang mereka. entah biar keren, entah biar bisa dapet cewek. modusnya hampir sama. 

Bagaimana dengan gue? kalau banyak cewek seperti Anni yang dianter jemput sama pacarnya setiap hari, gue cuma berharap, semoga keinginan itu bisa hilang dengan sendirinya dari pikiran gue. Terima aja apa adanya saat ini, toh di luar sana, masih banyak yang lebih kekurangan dari gue. trying to think positively, always.

Jumat, 25 November 2011

My weird Life part II

Hallo selamat malam lagi

Hidup gue masih anehkah? ya, mungkin. 
kapan hari itu gue diminta guru BK gue buat bikin refleksi diri. matih! gue harus nulis apa? pertamanya nggak ada ide, tapi lama-kelamaan 8 lembar enggak cukup. gue bikin hampir semalem. esoknya gue ada 3 ulangan. fisika, mat, geo. gue belajar keras buat geo karena materi geo terbanyak. gue nggak belajar fisika sama sekali karena katanya openbook. gue belajar mat ya sebisa gue tapi ya waktu ngerjain gue banyak lupa. sial. 
esoknya, nggak jadi ulangan geo. yang jadi ulangan fisika. openbook, tapi tetep aja susah. sial.

kapan hari gue ketemu temen gue anak X-4. dia nanya di kelas gue ranking berapa. gue jawab - nggak ada rangking di kelas gue - emang nggak pada ngitung. terus dia bilang yang ranking 1 blablabla, rata-ratanya 9, whatsoever lah. 

Nahlo. gue berapa? 
nggak nyampe 9 yang pasti. oshitman. mayday mayday I need some help! 

haruskah gue menerapkan target lagi? haruskah gue dimarahi untuk target-target gue sendiri? 

Gue cuma berharap apa yang gue inginkan dapat terkabul. usaha gue bisa membuahkan hasil, nggak sia-sia. dan semoga hidup gue selalu diberi Rahmat oleh Tuhan. Amin. 

Oh ya, selamat Hari guru. 

Kamis, 17 November 2011

My weird Life

Halo selamat malam!
ya, malam ini gue isi dengan menulis blog, berhubung besok hari jumat jadi gue nggak perlu belajar segitu ngoyo  (gue pede abis sumpah)

okay, jadi gue mau cerita bahwa seminggu ini tons of activity ruined my days! astaga, dan gue nggak punya cukup waktu buat ngerjain tugas kelompok, untuk tugas individual pun gue harus rela tidur jam 12 just to finish my tasks (great my lovely teacher) banyak tugas banyak kerjaan banyak masalah banyak malesnya.

suatu sore, kalo nggak salah itu hari selasa eh rebo. ya hari rebo itu. berhubung gue panitia debate competition something di sekolah, gue automatically pulang telat. rata-rata jam 4 lah setiap hari dari hari senin. waktu itu udah jam 4 dan gue sama temen gue Astrid, udah berencana buat segera pulang karena langit udah mendung, banget.

"Kayaknya kalo mendungnya kayak gini ujannya bakal lama deh."
"Iya ya? eh udah ujan. hlooo. astrid, tak pinjem payung dulu."

percakapan nggak penting.

gue udah sukses pinjem payung tapi nyatanya ujan juga sukses turun dengan derasnya. Gue dan astrid akhirnya cuma bisa bengong ngeliatin ujan yang deres - dan alamat lama. astaga.

nunggu di depan boring banget, astrid ngajak gue ke kantin dan gue juga ditraktir. asik. gue nggak jadi laper. sembari makan, gue dan astrid cerita-cerita. banyak gitu lah. tiba-tiba walaupun nggak ada petir nyamber, astrid nanya gini ke gue

"Eh, kamu kalau sama orangtuamu deket nggak? kamu kan pake bahasa krama ya?"

okay. bukan pertanyaan retoris maka gue jawab. nah gue jawablah pertanyaan itu puanjaaaaang lebar sampe gue haus dan dia dengerin cerita gue sambil berpikir dan setengah nggak percaya sama hidup gue yang mungkin - a little bit weird. 

Sejak saat itu gue baru nyadar juga kalo emang gue ini aneh. manut sama orang tua nggak, tapi pembangkang juga nggak. terus apa? di atas kertas gue menerima many kinds of rules but in fact, I don't really care about it. terus gue ngapain?

gue punya target. sometimes done, sometimes failed. 
now what? 

(bersambung, gue ngantuk) 

Kamis, 03 November 2011

Teknik Realita

Kebanyakan orang mungkin hanya mengetahui tentang "Teknik Rekayasa". Gue juga tahu itu.Tapi gue nggak ngerti apa-apa tentang itu.Sekarang, gue bakal ngebahas hal lain yang bertolak belakang sama si "Teknik Rekayasa". Just call it, Teknik Realita.

Dalam kamus gue, teknik realita ini maksudnya teknik kehidupan nyata. teknik buat merangkai kehidupan ini sesempurna mungkin, sehingga fungsi kehidupan bisa seperti apa yang kita harapkan. sayangnya, teknik ini nggak mudah. sama sekali nggak mudah. 

Salah satu bagian dari teknik realita adalah managing time. I'm not a master in it. hidup gue masih terlalu kacau, terlalu berantakan. Gue masih perlu sekali belajar tentang teknik realita ini.

Bagian lain dari teknik realita adalah pilihan. yes, choice. ada pepatah "Life is a choice". Hidup adalah pilihan. pilihan untuk apa? disinilah seninya. terlalu banyak option hingga kita kebingungan memilih, which one is the best for us, for our life. Gue salah satu orang yang terlampau galau akan sebuah pilihan hidup. Apalagi kalau udah di tengah tengah jembatan yang hampir rubuh. maju atau mundur pun nggak akan ngaruh dan pasti bakal tetep jatuh. 

Gue bingung. disini bingung. tapi disana, ada orang yang dengan gampangnya menolak sebuah kesempatan besar dihadapannya. menolak sebuah kesuksesan besar yang menantinya. bertindak gegabah dengan mencoba hal baru yang nggak sesuai dengan peruntungannya. Kenapa bisa begitu???

Itu namanya takdir. terkadang ada seseorang yang diberi ratusan kesempatan namun mengabaikannya, sedangkan kita yang ngarep adanya kesempatan justru nggak diberi-diberi. kuncinya cuma satu, Sabar. Tapi sabar itu nggak cukup. Nggak cukup banget buat ngerubah nasib, buat mencari peluang, peruntungan semangat dan harapan baru. 

Sebenernya gue pengen banget mengambil satuuuuu aja kesempatan yang dipunyai seseorang itu - yang diabaikannya - tapi nggak bisa. bukan porsi gue. Kalau sekarang gue belum bisa dapet kesempatan, mungkin besok. kalo besok belum bisa, mungkin lusa dan seterusnya. Yang terpenting saat ini adalah memperbaiki teknik realita gue yang hancur berantakan nggak beraturan menjadi sesuatu yang bisa gue jadikan acuan masa depan gue. Sooner, or later.